Ngerasa jijik karena harus ada sambungan dari
tulisan sebelumnya. Kayak sinetron
Tukang Bubur Naik Haji aja. Hajinya gak
tau kapan. Gak kelar-kelar. Aku pikir aku gak bisa menulis terlalu banyak.
Tetapi nyatanya seperti ini: menggairahkan!
Hari kedua
tiba. Inilah yang paling menentukan dari semua rangkaian tes interview yaitu tes wawancara. Sedikit
kesialan besar kecil adalah peserta harus datang tepat jam 12.00 siang.
Anda tahu dimana posisi matahari saat itu? Anda tahu bagaimana suhu pada waktu
itu? Anda bisa menjawabnya.
***
Tak ada hasil memuaskan tanpa usaha keras
***
Kata-kata
itu terus melekat pada diriku. Aku harus tetap datang. Tes wawancara dimulai
dengan menunggu. Menunggu peserta lain datang. Menunggu instruktur memberi
arahan. Untungnya tidak menunggu sambil berpanas-panasan.
Sedikit
saja tentang rencana pelaksanaan tesnya. Terlihat tidak
terkoordinir dan direncanakan dengan baik. Lihat saja bagaimana perubahan lokasi dan waktu
pelaksanaan tes di bawah ini yang dibertahukan sehari sebelum tes wawancara ini. Untung saja pada saat pelaksanaan berjalan
lancar.
Perubahan Jadwal Mendadak |
Sesi
pertama, kami diajak menuju tempat pembuatan semen di pabrik. Alat yang sangat
besar. Para peserta dijelaskan tentang proses dari pengambilan bahan baku
hingga menjadi bahan setengah jadi. Peserta mencatat semua yang diocehkan
dijelaskan oleh instruktur. Anda tahu apa yang sangat mengganggu? Panas!
Catatan Proses Pembuatan Semen Menurut Apa yang Didengar |
Setelah
sekitar 45 menit berlalu, kami dibawa kembali ke ruangan ber-AC (akhirnya…)
untuk melaksanakan ibadah dan mempersiapkan diri.
Rangkaian
tes wawancara pun dimulai. Benar saja. Seperti tes wawancara dua tahun yang
lalu, tidak terlalu berbeda. Untuk penjelasannya, baca ini deh: Shocking Thursday?!. Bedanya
lebih menguntungkan. Pada tes tell the
story (menceritakan kembali proses pembuatan semen), tidak disuruh
menjelaskan hingga pengepakan, hanya sampai pada bahan setengah jadi.
Pada wawancara
berkelompok, kami diberi satu kasus dan mencari jalan keluarnya. Kami mendapat
kasus tentang bagaimana harus memilih awak kapal dan barang yang harus dibawa
dalam satu sekoci. Dengan keberagaman awak kapal dan barang-barang, kami
dituntut untuk memilih dengan bijaksana dan cepat. Sayangnya, kami terlalu lama
berdebat sehingga tidak memenuhi prosedur yang diberikan instruktur. Semoga itu
bukan suatu hambatan. Semoga ….
Rangkaian
tes wawancara selesai sekitar jam 16.30. Cukup lama mengingat rangkaian tes
yang melelahkan seperti ini.
***
Sangat berharap sesuatu yang sudah diusahakan
dengan penuh pengorbanan itu bukan masalah kan? Masalahnya bagaimana cara kita
berharap kepada Sang Pemberi Harapan dengan benar.
Wallahualam bish shawwab.
Tangerang, 29 April 2013
(Setelah semua usaha dan pengorbanan yang kulakukan)
No comments:
Post a Comment