Oke. Sebenarnya ini tidak begitu penting untuk ditulis, tapi, ayolah …
ini kan ulang tahunku sendiri. Aku akan buat sesuatu tentang hari ini. Walaupun
tidak menghasilkan suatu barang tapi menghasilkan suatu memori yang sangat
perlu untuk disebut kenang-kenangan.
Jadi, dua puluh tahun yang lalu aku dilahirkan dari rahim ibuku. Dengan
perawatan yang baik dan segala sesuatu yang diberikan oleh kedua orang tua dan keluargaku, aku
masih bisa bernafas hingga detik ini, detik ketika aku mengetik sesuatu untuk blogku.
Aku bersyukur tentu saja. Tetapi yang terpenting adalah aku masih bisa
melakukan apapun yang aku dan kedua orang tuaku inginkan.
Tidak ada yang spesial di hari ini. Sungguh! Hanya hari senin biasa
ketika aku berangkat ke kampus di teriknya sore untuk menimba ilmu. Kecuali
orang-orang yang kukenal, tak ada seseorang pun yang mengetahui ini hari
spesialku. Mungkin bila aku mengenakan kalung bertuliskan: “Hari ini adalah
hari ulang tahunku,” itu akan menjadi berbeda. Tapi, benarkah aku mau
melakukannya?
Ya. Cukup aku dan orang-orang terdekatku saja yang tahu tentang hari
ini. Bertubi-tubi ucapan selamat mereka lontarkan bagai anak panah yang diterbangkan
oleh para ksatria untuk melawan musuh. Oh, itu terlalu jauh! Fantasimu
mulai berulah! Aku mendapatkannya melalui pesan sms, posting wall di
facebook, kicauan di twitter, chat di whatsapp, dan e-mail yang masuk. Lengkap
sekali!
Ucapan pertama yang kudapat adalah dari ibuku, yang tidak lama berselang
pacarku juga memberikan ucapan. Keduanya melalui pesan singkat. Ya, aku memang
bodoh karena tidak menunggu pukul 12 pagi untuk sejenak merayakan detik-detik
hari jadiku. Tapi apa itu penting? Tidurlah yang lebih penting. Jadi,
kuputuskan untuk tidur saja dan mengubah profil ponsel menjadi airplane mode (itu
yang selalu kulakukan ketika hendak tidur). Dan ketika aku bangun, dua pesan
singkat itu masuk secara bersamaan. Selanjutnya adalah ayahku. Ternyata dia
tidak lupa.
Dia, Mom, dan Dad |
Selanjutnya adalah posting wall di facebook-ku. Aku sangat bersyukur
karena banyak yang memberiku ucapan di sana. Sekitar empat puluhan lebih
teman-teman memberikan ucapan selamat dan mendoakan yang terbaik buatku. Sayang
sekali, aku tidak bisa menyebutkan satu-satu ucapan itu. Aku hanya perlu
mengamini perlakuan tulus mereka yang peduli kepadaku.
Total |
Selain di dinding facebook, ucapan selamat juga diberikan melalui
dinding grup yang kubuat: Penggemar Novel Fantasi Indonesia. Aku terharu
melihat hal itu. Itu berarti aku sangat dihargai di sana. Walaupun kami tidak
pernah bertatap muka secara langsung, tapi kita bagaikan saudara yang saling
sharing tentang novel fantasi (tentu saja) dan berbagai macam ejekan
menggelikan. Kebanyakan dari mereka berharap aku memiliki lebih banyak buku dan
membaginya dengan mereka. Aku mengamininya, toh aku memang suka memiliki banyak
buku.
Posting di Dinding Grup Penggemar Novel Fantasi Indonesia |
Lalu ada juga yang memberi selamat melalui kicauan di twitter.
Kicauan Mereka di Twitter |
Dan tidak lupa aku mengecek e-mailku barangkali ada yang memberi
selamat. Ternyata ada yaitu dari kaskus dan salah satu website jualan atau
spam. Aku tidak menyalahkan dan tidak terlalu memikirkan. Mereka akan selalu
mengirimkan ucapan selamat kepada e-mail yang mereka miliki di database mereka
dengan melihat tanggal lahir orang yang berulang tahun. Tapi itu bukan masalah.
Bahkan google pun mengganti huruf G-O-O-G-L-E di website dengan kue ulang tahun
dengan ucapan “happy birthday.” Haha. Aku menganggap itu sebagai pujian.
Google Mengucapkan Selamat |
Nah yang terakhir adalah chat di grup Whatsapp. Terlihat sangat gaul
bukan? Oh, aku baru dua puluh kok! Ada tiga grup: Twist’er Crew (grup alumni
SMA sekelasku), Fantasy Bookworm (grup penggemar novel dan buku, mereka adalah member
grup PNFI di facebook yang memiliki Whatsapp), dan Something Wrong (grup yang
memang ada sesuatu yang salah di dalamnya. Bukan, bukan. Itu grup teman-teman
terdekatku). Mereka semua memberi ucapan selamat kepadaku.
Twist'er Crew |
Fantasy Bookworm |
Something Wrong |
Dan sedikit informasi yang aku juga baru tahu. Bahwa aku terlahir di
hari jadinya kota Yogyakarta. Lalu, apa? Tidak! Aku hanya berpikir bahwa
mungkin aku bisa sedikit berkorelasi dengan kota itu. Kota dimana
adat-istiadatnya masih terjaga dan sangat idaman untuk para masyarakatnya,
mungkin bisa dihubungkan dengan aku yang harus bisa menjaga kesopanan dan
keramahan diri. Itu saja!
Aku tidak tahu apa gunanya aku menulis ini. Aku hanya ingin membuat
peringatan dua dekade punyaku sendiri supaya aku tahu betapa aku sangat
bersyukur pada Allah atas segala yang telah diberikan kepadaku hingga aku
ber-dua dekade. Selain itu, sebagai pengingat ketika aku berusia tiga puluh
atau bahkan empat puluh tahun, jika Allah mengijinkan; bahwa aku pernah berumur
dua puluh, bahwa aku pernah remaja yang terkadang aku sendiri tidak tahu cara
mendeskripsikannya karena aku terlalu kurang pergaulan dan sosialisasi dengan
teman sebaya.
Di umurku yang baru ini, aku membuat komitmen untuk menjadi seorang
lelaki yang lebih dewasa, yang selalu menahan nafsu amarah dan birahi, juga
lebih mengerti arti kehidupan yang akan melembut ketika kita bekerja keras dan
akan menjadi keras ketika kita melembut. Entah apa yang kukatakan, tapi memang
begitulah hidup. Komitmen? Bukan, itu adalah doa atas diriku sendiri.
Dirgahayu yang ke-20 tahun, diriku! Semoga bisa membanggakan setiap
orang yang sudah memberimu kehidupan baik itu sedikit, apalagi yang banyak.
Semoga menjadi penolong ketika ada yang membutuhkan dan menjadi pemberi ketika ada
yang meminta. Jaga terus imanmu, berpegang teguhlah pada ajaran agamamu yang
lurus. Amin.
Tangerang, 7 Oktober 2013
(ketika umur bertambah dan kesempatan hidup berkurang)
No comments:
Post a Comment