Saturday, June 13, 2015

Dad's Story

Beberapa hari yang lalu, Mba Esti Budihabsari, seorang penerjemah dan editor terkenal, mengadakan giveaway di Grup Whatsapp yang aku lupa dalam rangka apa. Intinya, peserta harus mengirimkan tulisan tentang "Ayah" dari pengalaman mereka dengan ayah masing-masing. Banyak tulisan maksimal 200 kata.

Aku mengikutinya? Tentu saja. Aku sedikit memiliki harapan akan kemampuan menulisku setelah cerita pendek sebelumnya yang aku ikutkan dalam Cerita Berantai L.O.V.E Cycle Online Festival mendapatkan poin memuaskan. Gak percaya? Silakan cek di sini.

Nah, penasaran gak dengan tulisan yang aku ikutkan pada giveaway "Ayah" ini? Atau lebih penasaran dengan hadiahnya? Baiklah, aku tetap akan menuliskan tulisanku. Ini dia:

***

Sudah lebih dari dua tahun Abi berpulang. Terlalu banyak kenangan pahit, lebih-lebih manis, yang kami ukir bersama.

Ada saat ketika keluarga kami terpuruk. Waktu itu aku masih kelas 3 SD. Ummi kembali tinggal di rumah Mbah Kakung di Wanareja bersama adik. Sedangkan aku dan Abi masih tetap di rumah Cilacap sembari menunggu pembeli rumah kenangan itu. Rumah yang akan selalu ada dalam bayangan, yang akan selalu jadi kenangan.

Suatu malam, pada hari-hari terakhir kami (aku dan Abi) berada di rumah itu, ada arisan rutin bapak-bapak. Abi seketika menyuruhku mematikan lampu, berdiam diri di tempat, menunggu bapak-bapak yang sedang mengetuk pintu mengingatkan Abi untuk datang arisan itu pergi.

Aku ingat ketika Abi menyuruhku mengintip dari jendela depan yang tertutup gorden untuk meyakinkan mereka pergi. Aku ingat aku berjalan gontai di gelap ruang depan. Aku ingat ketika aku bicara, "Tidak ada siapa-siapa, Bi!" Aku juga ingat ketika Abi bilang, "Bagus. Waktunya kita tidur!"

Aku seketika terlelap di sampingnya, dalam dekapnya. Aku tak yakin Abi tidur bersamaku saat itu juga. Karena aku tak melihatnya dalam bunga tidurku.

***

Bagaimana? Awalnya, aku menulis terlalu panjang. Mengingat syarat batas maksimal kata yang disebutkan di atas, aku memampatkannya menjadi seperti itu. Paling tidak, aku tidak menggubah esensi tentang "kenangan ayah". Aku sengaja tidak memberikan judul. Judul hanya membuat segalanya jadi kacau-balau. Ketika segalanya tentang tulisan hanya disimbolkan dengan satu atau beberapa kata, aku rasa itu tidak adil bagi keseluruhan cerita. Yeah, ini cuma opini saja.

Dan aku senang akhirnya Mba Esti memenangkanku dalam giveaway ini, jadi aku berhak atas hadiahnya yang sangat berharga itu. Mau tau hadiahnya? Salah satu bukunya sudah sempat kubaca.

Terima kasih, Mba Esti!

1 comment:

  1. Wajar dong menang...😊 karena "rasa" yg ada dlm cerita ini benar2 tersampaikan ke pembaca, mantaaaff 😊😊

    ReplyDelete