Wednesday, August 7, 2013

Happy Eid Mubarak!

Allaahu Akbar… Allaahu Akbar… Allaahu Akbar… Laailaha ilallahu wallahu akbar… Allaahu Akbar… Walillahilhamd…

Gema takbir mengiringi penguatanku petang ini, tepat malam sebelum 1 Syawal tahun ini; malam takbiran, malam lebaran. Sungguh hanya sekejap mata saja manusia hidup di alam dunia. Aku kira baru kemarin lusa kita mulai sholat isya dan tarawih berjamaah pertama di masjid, malam ini sudah berada di penghujung bulan penuh berkah. Semoga kita bertemu kembali dengan bulan yang di dalamnya terdapat malam kemuliaan yang baiknya melebihi malam seribu bulan. Aamiin Yaa Rabbal ‘Alamin…

Kalian tentu tahu bahwa lebaran adalah event yang begitu dinanti-nanti setiap tahun; tradisi yang tidak begitu saja dilewatkan setiap tahun. Ketika mudik merupakan hal yang begitu membahagiakan, mudik pula menjadi alasan klasik untuk cuti libur lebaran. Semua orang menyempatkan diri bertemu orang tua di kampung halaman, bersilaturrahmi bersama sanak saudara, hingga kembali menjadi orang yang fitri.

***

Tak banyak yang ingin kuceritakan kali ini, hanya rasa yang ada dalam hati; senang dan sedih.

Ah, sebenarnya tidak perlu aku bercerita ini, tapi aku harus, untuk kenanganku di masa mendatang. Lebaran kali ini tidak begitu meriah. Pakde dari Tangerang, saudara yang di sana aku tinggal untuk kuliah, tidak pulang kampung bersama keluarganya. Ada masalah yang begitu berbelit yang Allah uji kepada mereka. Selain masalah kuota haji yang begitu mendesak, ada juga masalah dengan anaknya yang tidak perlu aku ceritakan. Rahasia keluarga.

Yang lebih menyedihkan, kedua orang tuaku dan adik-adikku tidak hadir di rumah. Kesibukkan ayahku yang tidak ada kompromi membuat mereka berlebaran di kota asing. Aku tidak ikut karena harus menemani nenek yang memang tinggal sendiri di rumah bila ibuku pergi. Hanya keluarga pakde dari Indramayu yang bisa berlebaran bersama nenek. Tidak begitu buruk, walaupun kemeriahan tidak begitu kentara.

Kesenangan aku raih dengan kemenangan menahan godaan-godaan selama berpuasa, menjadi hamba Allah yang taat yang mencoba melaksanakan amalan wajib dan sunnah dengan penuh kesungguhan. Walaupun terkadang aku menyerah di tengah jalan, semangatku terus berkobar hingga akhir Ramadan. Alhamdulillah, aku mengkhatamkan Al-Quran dalam waktu satu bulan selama Ramadan. Semoga ayat-ayat yang kubaca menjadi pengingat betapa kuasa Allah atas segala sesuatu.

Selain itu, kemarin ada acara buka bersama teman-teman alumni kelas XII IPA 2 tahun 2011. Sungguh acara yang dinanti-nanti ketika kenangan masa SMA dikisahkan kembali. Sebenarnya, acara ini merupakan acara rutin setiap bulan puasa, yang berarti sudah dua kali. Yang berbeda adalah temanku yang tinggal di Palembang menyempatkan pulang kampung ke tempat neneknya dan hadir dalam acara.


Buka Bersama, Ramadan 1434 H

***

Allah Mahatahu apa yang ada di dalam hati tiap-tiap makhluk-Nya. Begitu juga hatiku yang campur-aduk menjalani Ramadan tahun ini. Aku diajarkan tentang makna niat, segala macam hal yang kita rencanakan dan kita niatkan sepenuh hati pasti akan terlaksana dengan baik dan mendapat akhir yang baik.

Selain itu aku belajar tentang keinginan; apa yang kita inginkan bahkan yang sudah jelas ada di depan mata, tidak selalu kita dapatkan, karena itulah yang Allah inginkan. Mungkin Allah menginginkan kita menjauhi apa yang kita inginkan karena akan membuat kita lengah. Atau mungkin Allah menginginkan kita mendapatkan sesuatu yang lebih baik dari apa yang kita inginkan. Wallahu’alam bishshawab…

Hal yang aku ingat adalah salah satu ceramah sholat tarawih di masjid beberapa hari lalu. Sang penceramah berkata bahwa Bulan Ramadan adalah bulan latihan. Seberapa besar kita dapat berlatih menahan segala keburukan yang kita lakukan pada bulan-bulan sebelum Ramadan. Seperti latihan-latihan lain, tentu saja apa yang kita lakukan begitu sulit bahkan mustahil untuk kita lakukan. Tetapi, bila kita berlatih dengan sungguh-sungguh, kita akan menjadi ahli. Subhanallah…

Akhir kata, aku minta maaf karena berbohong tentang “tak terlalu banyak yang ingin kuceritakan,” nyatanya hampir empat halaman aku menulis. Aku bercerita adalah untuk kebaikan dan pengingat atas diriku. Tapi tidak menutup kemungkinan untuk siapapun, atau untuk kalian yang sedang membaca. Semoga Ramadan ini menjadi berkah sekaligus hikmah dalam kehidupan kita masing-masing dan menjadikan kita manusia yang lebih baik di kemudian hari.

***



Selamat Hari Raya Idul Fitri 1434 Hijriah. Mohon maaf lahir dan batin.


***

Allaahu akbar… Allaahu Akbar… Allaahu Akbar… Laailaha ilallahu wallahu akbar… Allaahu Akbar… Walillahilhamd…

 Cilacap, 7 Agustus 2013
(ketika Ramadan berkemas dan kita berharap berjumpa dengannya lagi)